TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Didiek Hartantyo mengatakan alat screening atau pemindai Covid-19, GeNose, telah digunakan 63 ribu penumpang kereta jarak jauh per 22 Februari 2021. Didiek menjelaskan alat buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) memilih GeNose karena lebih terjangkau.
"Ada preferensi masyarakat menggunakan GeNose karena murah, mudah, dan tidak sakit," ujar Didiek saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta Pusat, Selasa petang, 23 Februari 2021.
GeNose resmi digunakan sebagai alat tes kesehatan alternatif selain swab PCR dan test rapid Antigen untuk penumpang moda transportasi kereta api sejak 5 Februari.
Penggunaan GeNose diatur dalam Surat Edaran (SE) Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 5 Tahun 2021 tentang Perpanjangan Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri Dalam Masa Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) dan Surat Edaran Kementerian Perhubungan Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Perpanjangan Pemberlakuan Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Dengan Transportasi Perkeretaapian Dalam Masa Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19).
Berbeda dengan metode usap atau swab PCR, pengambilan sampel GeNose berasal embusan napas. Menurut situs resmi UGM, GeNose diklaim bisa mendeteksi Covid-19 lebih cepat dengan lama waktu pendeteksian sekitar 80 detik. Tarifnya pun lebih murah ketimbang tes lain, yaitu Rp 20 ribu satu kali tes dengan akurasi lebih dari 90 persen.
Didiek mengatakan saat ini GeNose telah berlaku di delapan stasiun dengan jumlah pengetesan rata-rata 1.000-2.000 penumpang per hari. Penggunaan alat GeNose akan diperluas hingga lima sampai enam stasiun per sepuluh hari dengan target total 44 stasiun hingga Maret mendatang.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan perluasan alat tes GeNose di simpul transportasi dilakukan dengan penuh kehati-hatian. "Kami melakukan tahapan demi tahapan agar operasional GeNose terukur dengan baik dan menjaga kualitas pemeriksaan," ujar Budi Karya.
Budi Karya meminta KAI mengevaluasi penggunaan alat screening dalam satu bulan mendatang untuk mengetahui efektivitasnya. Bila tak ditemukan masalah, GeNose akan diterapkan di moda transportasi lain, seperti angkutan pesawat.
"Tentang angkutan udara kami konsultasikan dengan Pak Luhut (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi serta tim UGM untuk dilakukan pada 1 April," katanya.
Wakil Rektor UGM Paripurna mengatakan pihaknya akan menyiapkan percepatan penambahan alat GeNose untuk mengakomodasi kebutuhan penggunaan di simpul-simpul transportasi. Di saat yang sama, tim peneliti akan terus meningkatkan akurasi alat sehingga menekan kemungkinan negatif palsu. "Kami akan ajukan business plan yang mendekati sempurna dan affordable merealisasikan kebutuhan," katanya.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca juga: INACA Minta Pemerintah Beri Restu Penggunaan GeNose untuk Penumpang Pesawat