Adapun peningkatan ekspor tidak diikuti dengan pergerakan impor. Laju impor pada Januari 2021 tercatat terkontraksi 6,5 persen secara year on year.
Penurunan impor terbesar terjadi untuk sektor migas mencapai 21,9 persen dan non-migas 4 persen. Dari kelompok barang impor, penurunan terjadi untuk pengiriman barang konsumsi, bahan baku/penolong, dan barang modal yang masing-masing anjlok 2,9 persen; 6,1 persen; dan 10,7 persen yoy.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan neraca perdagangan pada Januari 2021 memberi harapan pada perekonomian. Laju perdagangan awal tahun diyakini meningkatkan optimisme bahwa ekspor di bulan-bulan ke depan akan terus tumbuh dan pemulihan ekonomi berjalan sesuai dengan harapan.
“Sehingga memberi harapan pada pemulihan ekonomi," ujar Suhariyanto. Pada Januari 2020, neraca dagang mengalami defisit US$ 640 juta. Sedangkan pada Januari 2019, RI mengalami defisit neraca dagang US$ 980 juta.
Baca: Mendag: Neraca Perdagangan Mengkhawatirkan Meski Surplus USD 21,7 M