TEMPO Interaktif, Jakarta: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Purnomo Yusgiantoro, mentargetkan pasokan bahan bakar nabati tahun depan paling sedikit mencapai 3,4 juta kiloliter.
Jika target itu terpenuhi, dia optimistis bahan bakar nabati tahun depan akan mencapai 10 persen dari konsumsi bahan bakar.
Purnomo mengatakan harga bahan bakar nabati saat ini sangat kompetitif. "Jika dua hal itu digabung, maka saya yakin pada masa mendatang substitusi bahan bakar yang ada saat ini dengan bahan bakar nabati kan tercapai," katanya usai mengunjungi pabrik bahan bakar nabati PT Darmex Biofuel di Bekasi, Jumat (31/10).
Dia memaparkan, konsumsi solar tahun depan diperkirakan mencapai 30 juta kiloliter, sedangkan konsumsi minyak tanah diperkirakan mencapai 4 juta kiloliter.
Purnomo mengaku telah berbicara dengan para produsen bahan bakar nabati supaya mencukupi setidaknya 10 persen dari total konsumsi tersebut. "Mereka (produsen) sudah siap," ujarnya.
Oleh sebab itu, kata dia, pemerintah akan mendukung industri bahan bakar nabati.
Sebelumnya, Purnomo mengungkapkan rencana Departemen mewajibkan produsen bahan bakar nabati untuk memasok kebutuhan dalam negeri lewat aturan domestic market obligation (DMO) sebesar 50 persen.
Awalnya, kata dia, aturan ini diperlukan untuk menjamin produsen tak melarikan hasil produksinya ke luar negeri ketika harga tinggi. Namun, aturan ini juga diperlukan bagi produsen untuk memastikan kesiapan pasar dalam negeri menampung produksinya.
Selain itu, Departemen juga telah menerbitkan aturan kewajiban penggunaan bahan bakar nabati lewat aturan mandatori. Bahkan, intensif pajak penghasilan juga disediakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2008 tentang fasilitas pajak penghasilan untuk penanaman modal bidang usaha tertentu.
"Tampaknya masa mendatang akan cerah (bagi industri)," kata Purnomo.
Agoeng Wijaya