“Pada 9 Januari atau sebelum kecelakaan tidak ditemukan catatan adanya DMI di buku catatan perawatan atau aircraft maintenance log,” ujar Nurcahyo.
Dalam flight data recorder atau rekaman data penerbangan, KNKT menemukan sistem autothrottle mengalami anomali. Pada saat pesawat melalui ketinggian 8.150 kaki, tuas pengatur mesin sebelah kiri bergerak mundur sehingga tenaga berkurang.
“Autothrottle mengalami anomali, yang kiri mundur terlalu jauh, sedangkan yang kanan benar-benar tidak bergerak atau macet. Namun kami belum tahu sampai saat ini apakah ada kerusakan,” ujar Nurcahyo.
Meski demikian, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan anomali yang dialami sistem autothrottle pada Sriwijaya Air belum bisa diartikan sebagai kondisi malfungsi. “Mungkin gejala kerusakan ada di autrotottle, tapi kerusakan ada di tempat lain,” katanya.
KNKT saat ini sedang meneliti adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada sistem autothrottle. Menurut Seorjanto, penelitian ini melibatkan 13 komponen yang berhubungan dengan sistem pengatur kecepatan tersebut.
Kendati terjadi perubahan, Seorjanto mengatakan semestinya autothrottle tidak mempengaruhi penerbangan. “Harusnya logikanya mesin mati satu pun, pesawat (Sriwjaya Air SJ 182) masih bisa terbang,” katanya.