Sampai saat ini, pembicaraan Garuda dan NAC tidak menemui titik temu. Erick mengatakan Garuda terus berupaya menyelesaikan kontrak dengan NAC yang akan berakhir pada 2027.
“Kita mau kejelasan karena kita mau menjadi bagian ekosistem yang baik. Jadi untuk bisnis model Garuda akan kita review,” ujar Erick.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan perusahaannya kini memiliki 18 pesawat Bombardier. Sebanyak 12 pesawat disewa dari NAC dengan skema operating lease. “Pesawat itu saat ini dalam status grounded (dikandangkan) di Cengkareng (Bandara Internasional Soekarno-Hatta),” kata Irfan.
Sedangkan enam CRJ 1000 lainnya didatangkan menggunakan skema financial lease dari penyedia financial lease Export Development Canada. Masa sewa pesawat itu sampai 2024. Garuda juga sedang melakukan pembicaraan dengan EDC terkait kelanjutan kontrak sewa pesawat.
Irfan mengatakan, seumpama pesawat Bombardier dikembalikan kepada lessor, Garuda bisa menghemat US$ 220 juta per tahun. “Penghentian ini bagian dari upaya mengurangi kerugian di masa mendatang,” kata Irfan.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca juga: Bos Garuda: Pemakaian Bombardier Bikin Perusahaan Rugi USD 30 Juta per Tahun