TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum menjabat sebagai komisaris independen PT Perkebunan Nusantara v (Persero) atau PTPN V, Budiman Sudjatmiko selama ini lebih dikenal sebagai seorang aktivis 98. Ia ikut melawan pemerintahan Orde Baru di bawah Presiden Soeharto, bahkan pernah dipenjara oleh pemerintahan saat itu.
Setelah reformasi, ia menjadi anggota DPR selama 10 tahun (2009-2019). Hingga akhirnya pada Jumat, 22 Januari 2021, Budiman masuk ke dunia korporasi setelah ditunjuk Menteri BUMN Erick Thohir menjadi komisaris PTPN V, perusahaan negara yang bergerak di bidang perkebunan sawit dan karet.
"Bagi saya, bagi teman-teman juga, ini adalah patriotic call, urusan negara," kata Budiman dalam acara Ngobrol Redaksi di akun instagram @tempodotco pada Selasa malam, 26 Januari 2021.
Tapi, jabatan ini bukan tanpa kritik. Di media sosial, beberapa orang mempertanyakan, bahkan menyindirnya. Sebab, Budiman yang dulu dikenal sebagai aktivis yang kritis pada pemerintah, kini masuk menjadi komisaris di perusahaan pelat merah.
Tapi, Budiman mengatakan bahwa ia sudah pernah berada di dalam sistem saat 10 tahun menjadi anggota DPR. Setelah tak lagi menjadi anggota DPR, Budiman menyebut gaya hidupnya masih biasa-biasa saja.
"Rumah gak di Beverly Hills (California, Amerika Serikat) juga," kata dia tertawa.