TEMPO.CO, Jakarta - Sri Rahayu (38 tahun) menceritakan tujuan kerabatnya, Rizki Wahyudi, menunggang pesawat Sriwijaya Air Boeing 737-500 dengan kode penerbangan SJ182 rute Jakarta-Pontianak. Sri mengatakan Rizki hendak bekerja menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di Balai Taman Nasional Gunung Palung, Kalimantan Barat.
"Dia pindah kerja ke Pontianak dan menjemput ibunya dulu. Ibunya selalu ikut ke mana pun dia kerja karena single parent," ujar Sri Rahayu saat ditemui di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Sabtu petang, 9 Januari 2021.
Nama Rizki masuk dalam manifes penumpang Sriwijaya Air yang hilang kontak di Perairan Kepulauan Seribu, Sabtu, 9 Januari, pukul 14.40 WIB. Rizki menumpang pesawat bersama empat kerabatnya, yakni Arkana Wahyudi, Rosi Wahyuni, Nabila Anjani, dan Indah Halima Putri.
Menurut Sri, Rizki dan keluarganya berencana pergi ke Pontianak pada Ahad, 10 Januari. Namun, rupanya, hasil tes usap atau swab kelima orang itu keluar lebih cepat. Sehingga, keluarga memutuskan membeli tiket penerbangan pada Sabtu.
"Kami tidak tahu kalau ternyata mereka berangkat Sabtu. Saya baru tahu setelah minta anak saya mengecek nama penumpang. Ternyata mereka berlima namanya ada," katanya.
Sri mendatangi Posko Crisis Center Sriwijaya Air di Terminal 2D Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Sabtu petang. Sri mengkroscek lima nama keluarganya yang terdaftar dalam manifes penumpang pesawat.
Setelah bertemu dengan pihak maskapai, Sri diminta menunggu informasi lebih detail. Ia pun menyatakan telah ikhlas. "Ikhlas lillahi ta'ala," katanya.
Sriwijaya Air SJ182 dengan rute Jakarta-Pontianak telah hilang kontak pada 9 Januari 2021 pukul 14.40 WIB. Pesawat tersebut mengangkut 62 penumpang.
Sebanyak 40 orang merupakan penumpang dewasa, tujuh orang anak-anak, tiga bayi, dan 12 kru. "Doa kami iringkan bagi seluruh penumpang dan awak pesawat kami serta keluarga," ujar manajemen.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebelumnya mengatakan pilot pesawat maskapai Sriwijaya Air sempat diizinkan terbang di 29 ribu kaki sebelum armada menghilang dari radar. Pesawat memperoleh izin tersebut dari air traffic control atau ATC Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada pukul 14.37 WIB.
“Diizinkan di ketinggian 29 ribu kaki dengan menduduki standard instrument departures (SIDs),” ujar Budi Karya.
Sementara itu, data Flightradar24 mendeteksi pesawat sempat melewati
ketinggian 11 ribu kaki sebelum hilang kontak. Namun, pesawat disinyalir kehilangan ketinggian dan menurun drastis di posisi 250 kaki.
Kini, tim gabungan tengah melakukan pencarian di sekitar Perairan Kepulauan Seribu. Otoritas penerbangan bersama Komite Nasional Keselamatan Transportasi serta pihak terkait lainnya juga sedang melakukan investigasi terkait dugaan jatuhnya Sriwijaya Air SJ182.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA