TEMPO.CO, Jakarta - Permintaan terhadap layanan antar jemput transportasi online yang turun tahun ini diperkirakan berlanjut pada 2021. Perusahaan penyedia jasa transportasi online berinovasi untuk menutupi penurunan pendapatan dari sektor tersebut.
Associate Center of Innovation and Digital Economy INDEF, Bhima Yudhistira Adhinegara, menyatakan pembatasan mobilitas untuk mengurangi penyebaran virus masih akan menghambat pertumbuhan transportasi penumpang online.
Meski program vaksinasi terlaksana tahun depan, distribusi anti virus Covid-19 membutuhkan waktu hingga kekebalan komunitas dapat terbentuk. "Jadi ride hailing tren pertumbuhannya masih akan rendah," kata dia, Selasa 29 September 2020.
Berdasarkan laporan e-Conomy SEA yang dirilis 2020 yang dirilis Google, Temasek, Bain & Company November lalu, pendapatan di sektor transportasi online menurun 18 persen dibandingkan 2019. Nilainya menurun dari US$ 6 miliar menjadi US$ 5 miliar.
Head of Corporate Communications Google Indonesia, Jason Tedjasukmana menyatakan dampak terbesar dialami layanan transportasi online. Penutupan sejumlah wilayah menyebabkan mobilitas menurun. Namun kondisinya berbeda dengan layanan pengiriman makanan. "Layanan ini justru mengalami peningkatan meskpun tidak cukup untuk mengimbangi kontraksi pada jasa transportasi," ujarnya.