TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan transaksi saham syariah pada periode Januari hingga Juni 2020 naik 26 persen dibanding periode tahun lalu. Transaksi saham syariah pada tahun ini adalah sebanyak 633 ribu, naik dari tahun lalu yang sebanyak 501 ribu transaksi.
Sejalan dengan itu, Sri Mulyani mengatakan volume transaksi saham juga naik dari 3,9 miliar saham di 2019 menjadi 6,2 miliar saham di 2020. "Naik 57 persen," tuturnya dalam konferensi video, Selasa, 29 Desember 2020. Adapun pertumbuhan investor saham syariah tercatat naik 32 persen dibanding tahun lalu.
Secara umum, Sri Mulyani mengatakan perkembangan keuangan syariah dalam tiga dasawarsa terakhir cukup mengesankan. Pasalnya, sampai dengan September 2020, total aset keuangan syariah--tidak termasuk saham syariah--mencapai 1.710,16 triliun atau US$ 14,64 miliar dengan market share 9,69 persen.
Aset keuangan syariah itu meliputi aset perbankan syariah Rp 575,85 triliun, industri keuangan bukan bank syariah Rp 111,44 triliun, dan pasar modal syariah Rp 1.022,87 triliun.
"Yang cukup menarik dalam kondisi yang sangat menekan akibat Covid-19, intermediasi perbankan nasional yang cenderung mengalami penurunan, tapi kinerja perbankan syariah justru cenderung stabil dan tumbuh lebih tinggi dibandingkan perbankan konvensional," ujar Sri Mulyani.