TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara bekerja sebagai alat kebijakan untuk mengatasi pandemi Covid-19 tahun ini. Belanja pemerintah di tahun 2020 telah dikonsentrasikan untuk memberikan dukungan kepada masyarakat.
Hasil belanja tersebut, kata dia, menghasilkan peningkatan pada indikator pertumbuhan ekonomi. Dia menuturkan indikator konsumsi membaik dan indeks keyakinan konsumen mendekati 100.
Perbaikan indikator-indikator kepercayaan seperti ini akan terus dijaga untuk mendorong pemulihan, terutama pada dua kegiatan yang penting, yaitu konsumsi dan investasi. "Ayo bangun terus optimisme dan harapan bahwa ekonomi Indonesia bisa segera pulih dan bangkit!," kata Sri Mulyani dalam akun Instagramnya, Rabu, 23 Desember 2020.
Bersamaan dengan upaya memulihkan daya beli dan permintaan, pemerintah juga akan terus menjaga tekanan inflasi agar tetap stabil. Di tahun 2021, APBN akan tetap ekspansif, namun dikonsolidasikan agar tetap terjaga sehat, berkelanjutan, dan kredibel.
Belanja pemerintah, kata dia, dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan pemulihan ekonomi, yaitu diperkirakan mencapai Rp 2.750 triliun (Rp 1.954 triliun untuk belanja Pemerintah Pusat).
Menurutnya Covid-19 belum akan menghilang di tahun 2021, namun dengan pengalaman merumuskan berbagai kebijakan secara efektif, tepat, dan cepat di tahun 2020.
"Diharapkan Indonesia akan mampu menangani pandemi COVID-19 secara jauh lebih baik," ujarnya.
Baca: Bukan Asing, Sri Mulyani Sebut Obligasi Negara Banyak Dibeli Ibu-ibu
HENDARTYO HANGGI