Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, proyek PLTS terapung tersebut bagian dari pengembangan energi surya di Indonesia yang ditaksir menyimpan potensi hingga 207 Giga Watt (GW). Indonesia saat ini baru memanfaatkan energi surya dengan kapasitas 150 Mega Watt (MW).
Pengembangan PLTS Terapung Cirata ini, kata Dadan, merupakan salah satu dari 16 kerja sama yang telah disepakati antara Indonesia dengan UEA. "Kami harap proyek ini jadi inspirasi perusahaan besar lainnya untuk kontribusi dalam pemanfaatan EBT (Energi Baru Terbarukan) khususnya surya,” tuturnya.
Adapun Staf Ahli Bidang Pengembangan Sektor Investasi Prioritas, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Aries Indanato mengatakan, proyek PLTS terapung di Waduk Cirata merupakan salah satu komitmen investasi yang diteken di selai kunjungan Presiden Joko Widodo di UEA. Komitmen tersebut dilanjutkan dengan MOU antara PLN dan PT Masdar, perusahaan negara milik UEA. PLTS dengan kapasitas 145 MW yang akan dibangun tersebut merupakan terbesar di Asia Tenggara.
Sedangkan CEO Masdar Mohammad Jameel Al Ramahi mengatakan, proyek PLTS tersebut merupakan proyek strategis. “Proyek ini merupakan usaha patungan pertama kami di wilayah ini. Masdar aktif di lebih dari 30 negara dengan kapasitas terpasang sekitar 11 GW di seluruh dunia,” ucapnya.
Baca: Kementerian ESDM Optimistis Target 1 Juta PLTS Atap Tercapai