Suga juga dihadapkan pada tantangan menggenjot belanja konsumen. Oleh karena itu, program subsidi perjalanan terus dipertahankan sebagai salah satu kebijakan stimulusnya meski mendapat kecaman karena berpotensi memperburuk penyebaran virus Covid-19.
Sebelumnya, pada pekan lalu sebuah dokumen yang ditunjukkan oleh Bloomberg menunjukkan bahwa pemerintah bermaksud untuk memperpanjang program Go To Travel hingga Juni sambil mengadaptasinya dengan cara yang fleksibel dan tepat.
Pemerintah juga melanjutkan program cuti, pengeluaran tambahan untuk perawatan kesehatan, pemberian uang tunai, dan dukungan untuk perusahaan yang menyesuaikan model bisnis mereka dengan era virus corona. Draf terbaru menunjukkan pengeluaran tambahan yang dianggarkan sebesar 1,35 triliun yen untuk program perjalanan.
Dilihat dari skalanya, stimulus fiskal baru ini lebih kecil dibandingkan dengan dua pendanaan yang dirilis pemerintah sepanjang tahun ini. Anggaran tersebut menambahkan 58 triliun yen pengeluaran tambahan yang setara dengan sekitar 11,3 persen dari ukuran ekonomi.
Secara keseluruhan, langkah-langkah yang telah dilakukan oleh pendahulu Suga, Shinzo Abe mencapai 234 triliun yen setelah memasukkan pinjaman, investasi, dan inisiatif sektor swasta. Partai Demokrat Liberal telah menyerukan paket baru untuk membantu mengisi kekurangan 34 triliun yen permintaan dalam perekonomian.
Suga mengatakan bahwa dana baru senilai sekitar 2 triliun yen untuk mendanai teknologi hijau juga akan dimasukkan dalam paket tersebut, serta dukungan untuk digitalisasi. Perdana menteri telah menjadikan peningkatan infrastruktur digital dan sasaran emisi karbon 2050 sebagai bagian sentral dari platform kebijakannya.
BISNIS
Baca: Pemerintah Jepang Gratiskan Vaksin Covid-19 untuk Seluruh Warga Negaranya