Nantinya, vaksinasi akan terbagi dua jenis, yaitu yang dibiayai pemerintah dan mandiri. Target penerima vaksin yang dibayar pemerintah nantinya akan ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. Secara umum, target penerima vaksin adalah masyarakat berusia 18-59 tahun dan tanpa penyakit bawaan atau komorbid.
Sebelumnya, Sri Mulyani mengatakan pemerintah mencadangkan Rp 35,1 triliun untuk program vaksinasi dan pengadaan vaksin pada tahun anggaran 2020. "Ini kita cadangkan termasuk di dalam pengadaan vaksin yang tadi malam tiba," ujar Sri mulyani.
Pada Ahad malam, 6 Desember 2020, pemerintah baru saja menerima 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac. Secara langsung, akun YouTube Sekretariat Presiden menyiarkan tibanya vaksin itu di Terminal Kargo Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang mulai pukul 21.30 WIB. Tampak sejumlah kontainer berwarna putih diturunkan dari pesawat Garuda Indonesia GIA810.
Sri Mulyani mengatakan pengadaan vaksin tersebut dilakukan melalui penugasan ke perusahaan pelat merah, yaitu PT Bio Farma (Persero), dan melibatkan seluruh lembaga di dalam dan luar negeri. Pengadaan vaksin direncanakan berjalan dalam beberapa tahun, mulai tahun ini hingga 2021 atau 2022, sesuai dengan kebutuhan.
Menurut Sri Mulyani, pencadangan anggaran itu dilakukan lantaran vaksinasi diperkirakan baru bisa dimulai pada 2021. Selain mencadangkan anggaran Rp 35,1 triliun, pemerintah juga mengalokasikan dana untuk vaksinasi pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021.
"Tahun 2021 total anggaran kesehatan mencapai Rp 169,7 triliun, di mana untuk penanganan vaksin, dan penanganan Covid-19 adalah sebesar Rp 60,5 triliun, untuk 2021," tutur Sri Mulyani.
Apabila dirinci, alokasi Rp 60,5 triliun itu akan terdiri dari Rp 18 triliun untuk antisipasi pengadaan vaksin Covid-19, Rp 3,7 triliun untuk antisipasi imunisasi atau program vaksinasi, Rp 1,3 triliun untuk pembelian sarana prasarana laboratorium, penelitian dan pengembangan, serta PCR.
Baca: Vaksin Covid-19 Resmi Tiba di Indonesia, IHSG Meroket ke Level 5.882,95