TEMPO.Co, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Menteri Sosial (mensos) Juliari Batubara tersangka kasus program bantuan sosial alias bansos Covid-19.
Mensos Juliari diduga menerima hadiah atau janji oleh penyelenggara negara berkaitan dengan penyaluran bansos di Jabodetabek 2020.
"KPK menetapkan lima tersangka. Pertama sebagai penerima, yaitu saudara JPB, MJS dan AW. Sementara sebagai pemberi adalah AIM dan HS ," kata Ketua KPK Firli Bahuri saat konferensi pers yang disiarkan virtual, Ahad dini hari, 6 Desember 2020.
Pada jumpa pers 4 November lalu, Juliari Batubara mengumumkan bahwa ada tiga program bantuan sosial (bansos) yang telah tuntas. “Tiga bansos telah 100 persen tersalurkan," ujar dia kala itu.
Saat itu, Juliari mengatakan realisasi anggaran PEN di Kementerian Sosial telah mencapai Rp 112 triliun atau 87,44 persen dan untuk sisanya tinggal menunggu penjadwalan realisasi.
Tiga program yang telah selesai adalah bansos Program Keluarga Harapan (PKH), program Bansos Tunai untuk Peserta Program Sembako/BPNT Non-PKH, dan Bansos Beras (BSB).
Bansos PKH dengan jangkauan 10 juta KPM dengan anggaran Rp36,8 triliun. Bansos Tunai untuk Peserta Program Sembako Non-PKH menjangkau 9 juta KPM dengan anggaran Rp4,5 triliun. Bansos Beras (BSB) dengan jangkauan 10 juta KPM dengan pagu Rp5,26 triliun, telah tersalurkan semua sebanyak 450.000 ton beras medium.
Realisasi anggaran Kemensos termasuk anggaran PEN, diklaim Juliari, terus berada di posisi tertinggi di antara Kementerian dan Lembaga. Dalam berbagai kesempatan, Juliari menekankan kepada seluruh jajaran untuk menjaga dan meningkatkan realisasi anggaran yang sudah dicapai ini.
Menurut dia, menjaga penyerapan anggaran tinggi, sangat penting, khususnya karena sejumlah program bantuan sosial Kemensos masuk dalam program PEN. Dari anggaran PEN Rp 204,95 triliun TA 2020, lebih separuhnya berada di Kemensos.
“Lebih dari separuh. Jadi kalau realisasi anggaran di Kemensos tidak optimal, tentu akan sangat mengganggu program nasional PEN,” katanya. Mensos juga meminta jajarannya memastikan realisasi Kemensos terus tinggi, melebihi K/L lain dengan margin signifikan.