TEMPO.CO, Jakarta - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI meminta pemerintah segera mengumumkan keputusan libur cuti bersama Desember 2020 saat Natal dan tahun baru. Kepastian ini mempengaruhi pengusaha dalam menyiapkan akomodasi.
“Cuti bersama memang sebaiknya lebih cepat diumumkan sehingga orang bisa merencanakan perjalanannya. Sampai saat ini kan belum ada kepastian,” ujar Ketua Umum PHRI Haryadi Sukamdani saat dihubungi Tempo, Ahad, 29 November 2020.
Pemerintah berencana memangkas libur panjang Natal dan tahun baru untuk mencegah munculnya klaster baru penularan Covid-19. Wacana tersebut berbeda dengan ketetapan sebelumnya. Pada Mei lalu, pemerintah memutuskan libur cuti bersama Lebaran digeser ke akhir tahun.
Haryadi mengatakan pemangkasan cuti bersama berdampak terhadap okupansi hotel. Ia menduga jumlah wisatawan yang berasal dari pegawai pemerintahan akan berkurang. “Mereka spending powernya cukup bagus,” katanya.
Namun, Haryadi menganggap hal ini bukan menjadi persoalan. Melihat data tingkat penjualan tiket pesawat ke destinasi-destinasi utama, seperti Bali, Haryadi optimistis okupansi hotel di beberapa kota tetap akan melonjak.
“Garuda kemarin sudah melaporkan seat mereka ke Bali terjual 750 ribu. Lalu AirAsia 20 ribu,” tuturnya.
Di Bali bagian selatan, dia memproyeksikan tingkat keterisian kamar bisa mencapai 40-50 persen.
Meski tak setinggi tahun lalu yang mencapai 70 persen, tren peningkatan perjalanan itu memberikan harapan bagi pengusaha di tengah pandemi. Sebab, pada hari kerja semasa pagebluk, tingkat okupansi hotel di Pulau Dewata di bawah 20 persen.
Proyeksi keterisian kamar di kota-kota destinasi wisata sepanjang Pulau Jawa disinyalir lebih tinggi. Di Bandung, okupansi kamar selama libur akhir tahun diprediksi bisa menyentuh 80 persen.
Sedangkan okupansi di Yogyakarta diperkirakan bisa mencapai 70 persen. Begitu juga dengan Malang. “Karena orang memilih bepergian memakai jalan tol,” kata Haryadi.
Baca juga: Cuti Bersama Dipangkas, Bandara Tetap Siapkan Tambahan Slot Penerbangan
Sebaliknya, PHRI memprediksi okupansi hotel di DKI Jakarta pada libur cuti Bersama Desember 2020 justru akan rendah. “Kalau di Jakarta pasti sepi, mungkin 20-30 persen. Orang lebih memilih ke luar kota,” ucap Haryadi.