TEMPO.CO, Jakarta – Ketua Umum Perkumpulan Wirausaha Perlengkapan Pernikahan Andie Oyong mempertanyakan sikap pemerintah terhadap kerumunan massa dalam acara yang digelar pemimpin Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab. Andie menilai pemerintah tidak konsisten dan ambigu.
“Selama ini pemerintah kampanye, sosialisasi untuk tidak berkerumun, kami menuruti. Namun sekarang ternyata malah terjadi inkonsistensi dan ambigu dari protokol kesehatan dan aturan yang disusun,” ujar Andie saat dihubungi Tempo, Ahad, 15 November 2020.
Baca Juga: Pakar: Efek Kerumunan di Sekitar Rizieq Shihab Akan Terasa 10-14 Hari Mendatang
Rizieq Shihab menggelar acara untuk menikahkan putrinya, Syarifah Najwa, dengan pria bernama Irfan Alaydrus pada Sabtu petang, 14 November 2020. Acara tersebut berbarengan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dihelat di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat, dan menghadirkan massa berjumlah besar.
Andie mengatakan sesuai dengan isi Surat Edaran Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonom Kreatif DKI Jakarta Nomor 372/SE/2020, acara pernikahan semestinya hanya dihadiri oleh 25 persen tamu dari total kapasitas. Dia kecewa lantaran pemerintah tak memberlakukan aturan yang sama untuk acara Rizieq.
“Muncul rasa ketidakadilan. Apakah peraturan ini hanya berlaku untuk kelompok tertentu? lalu prinsip kemanusiaannya bagaimana?” ucap Andie.