TEMPO.CO, Jakarta - Saham produsen bir merk Bintang dan Anker kompak melorot di tengah pengajuan rancangan undang-undang atau RUU Minuman Beralkohol (minol). RUU ini secara tegas melarang produksi, konsumsi, dan distribusi minol, termasuk bir yang memiliki kadar alkohol 5-6 persen.
Berdasarkan data Bloomberg, produsen bir Bintang PT Multi Bintang Indonesia Tbk turun 375 atau 4,30 persen ke posisi 8.350 pada sesi pertama perdagangan hari ini, Jumat 13 November 2020. Penurunan ini melanjutkan tren pada perdagangan kemarin yang juga melemah 3,06 persen.
Kinerja saham berkode MLBI dalam sepekan terakhir terbilang suram. Secara kumulatif, saham MLBI sudah terkoreksi 10,22 persen. Bahkan, dalam periode enam bulan, saham MLBI masih terkoreksi 23,92 persen.
Selain MLBI, produsen bir merk Anker, yaitu PT Delta Djakarta Tbk. juga mengalami penurunan harga saham 3,16 persen ke posisi 3.980. Kemarin, saham berkode DLTA juga turun 0,24 persen.
Sama halnya dengan MLBI, kinerja saham DLTA terbilang underperform dibandingkan dengan kinerja saham secara umum di Bursa Efek Indonesia. Dalam sepekan terakhir, saham DLTA turun 1,49 persen. Adapun dalam enam bulan terakhir, saham DLTA juga masih terkoreksi 13,48 persen.