Selama enam bulan pertama tahun 2020, Emirates telah menghentikan 3 pesawat lama dari armadanya sebagai bagian dari strategi jangka panjangnya untuk meningkatkan efisiensi.
Selain itu, Emirates menangguhkan penerbangan penumpang pada 25 Maret 2020 untuk sementara waktu bekerja sama dengan pemerintah dan kedutaan untuk mengoperasikan layanan repatriasi hingga Bandara Internasional Dubai (DXB) dibuka kembali untuk penumpang transit dan penerbangan penumpang terjadwal.
Selama periode ini pula, volume kargo yang diangkut Emirates sebesar 0,8 juta merosot sebesar 35 persen. Kendati demikian Emirates masih dapat mengangkut volume kargo sebesar 65 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Hal ini menunjukkan fleksibilitas divisi kargo yang luar biasa dalam mengadaptasi operasinya untuk menyediakan layanan angkutan udara dalam keadaan baru ini.
Lebih jauh, Syeikh Ahmad berharap pemulihan ekonomi bisa cepat terjadi seiring tersedianya vaksin Covid-19. Perusahaan juga sedang mempersiapkan diri untuk melayani peningkatan permintaan tersebut.
Saat ini pihaknya cukup berhasil memanfaatkan cadangan kas yang kuat untuk memastikan masih memiliki akses ke pendanaan yang cukup dalam menopang seluruh bisnis. Pada setengah tahun pertama 2020/2021, pemegang saham telah menyuntikkan dana senilai US$ 2 miliar ke Emirates melalui investasi ekuitas guna mendukung pemulihan.
BISNIS
Baca: Bangkrut, Thai Airways Kini Jual 34 Pesawat Buatan Boeing dan Airbus