Kemenangan Biden, menurut Hans, membawa potensi perang dagang antara Cina dan Amerika Serikat tidak menjadi lebih buruk. Ada harapan perang dagang AS dengan Cina, Eropa, dan Meksiko akan berhenti. Ini cenderung membuat risiko pasar turun dan menurunkan votalitas pasar.
Sehingga, diperkirakan mata uang dunia menguat terhadap dolar, termasuk Yuan, Euro, dan lainnya. "Rupiah tidak tertinggal dan dalam beberapa hari mengalami penguatan signifikan. Ini juga mendorong dana masuk ke aset berisiko di emerging market," kata Hans.
Di sisi lain, Hans memperkirakan harapan stimulus fiskal AS yang besar bakal sedikit berkurang menyusul potensi gagalnya gelombang biru Demokrat. Partai Republik diperkirakan masih akan mengontrol Senat dan partai Demokrat di DPR AS. Hal ini diprediksi menjadi keuntungan bagi pasar negara berkembang.
Di samping pemilu AS, kenaikan kasus Covid 19 menjadi perhatian pelaku pasar. Peningkatan kasus telah memaksa beberapa Negara melakukan penguncian kembali dan cenderung menghalangi trend pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung.
"Penguncian ekonomi akibat pendemi berpotensi menurunkan aktivitas ekonomi dan berpotensi mendorong pasar saham terkoreksi," tutur dia.
CAESAR AKBAR
Baca juga: Sentimen Positif dari Perkembangan Pilpres AS Diprediksi Terus Kuatkan IHSG