Terkait dengan rencana pendanaan Waskita Karya ke depan, manajemen kontraktor pelat merah itu menjelaskan sumber pendanaan untuk kebutuhan modal kerja masih akan diambil dari kas internal, hasil divestasi yang akan dilakukan, serta fasilitas perbankan.
Emiten berkode saham WSKT tersebut menyampaikan masih ada pinjaman perbankan sekitar Rp5 triliun yang belum digunakan yang mana separuhnya berasal dari Bank Himbara.
“Dalam rencana jangka panjang Waskita, manajemen berupaya mempertahankan arus kas operasional positif dengan fokus pada koleksi piutang proyek dan balancing proyek turnkey dan non-turnkey,” tulis Ratna.
WSKT menargetkan pendapatan dari pembayaran proyek turnkey senilai Rp12 triliun menjelang akhir tahun. Ratna menyebut sebagian besar dari pendapatan turnkey itu berasal dari proyek jalan tol Jakarta - Cikampek Elevated dan LRT Palembang.
Oleh karena terdapat realokasi anggaran pemerintah untuk proyek LRT Palembang dan penundaan pembayaran sehubungan dengan perubahan perjanjian kontrak pada proyek jalan tol Jakarta - Cikampek Elevated, WSKT menyebut pembayaran itu belum akan diberikan secara penuh.
“Diharapkan pada awal 2021 seluruh target pembayaran telah tercapai,” tulis Ratna.
Baca: Pembayaran Bunga Obligasi Tertunda, Ini Penjelasan Waskita Beton