TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa percepatan realisasi dari stimulus fiskal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara membuat ekonomi berangsur-angsur membaik. Karena itu, pemerintah akan mengoptimalkan belanja APBN untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi kuartal IV.
"Diharapkan, kuartal IV-2020 akan lebih baik, dengan dukungan kebijakan moneter dari Bank Indonesia dan aktivitas masyarakat yang kembali berjalan karena kebijakan pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dengan tetap mematuhi protokol kesehatan," dinukil dari keterangan resmi Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Selasa, 3 November 2020.
Fokus utama pemerintah pada masa pandemi ini, ujar dia, adalah untuk menyelamatkan hidup dan penghidupan masyarakat. Masyarakat dapat memberikan dukungan bagi pemulihan sektor kesehatan maupun ekonomi dengan cara tetap mematuhi protokol kesehatan, berbelanja produk dalam negeri, kreatif dalam menciptakan atau memodifikasi usaha, serta saling membantu.
Di antara percepatan realisasi yang dilaksanakan pemerintah adalah untuk sektor kesehatan. Misalnya belanja penanganan Covid-19 lainnya, seperti klaim biaya perawatan, alkes, obat pasien, layanan laboratorium Balitbangkes, dan lainnya yang terdapat pada beberapa kementerian yang sampai dengan tanggal 30 Oktober 2020 terealisasi sebesar Rp 19,62 triliun.
Bantuan iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pun telah terealisasi sebesar Rp 1,92 triliun. Adapun realisasi insentif tenaga kesehatan (nakes) pusat per tanggal 30 Oktober 2020 adalah sebesar Rp 2,20 triliun dan realisasi santunan kematian nakes sebesar Rp 29,4 miliar.
Untuk kluster perlindungan sosial, belanja bantuan sosial (bansos) dari APBN dimaksudkan untuk bisa membantu masyarakat khususnya kelas menengah ke bawah memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan kebutuhan pokok yang terpenuhi, pendapatan dari sumber lainnya dapat digunakan untuk ikut mendorong pergerakan ekonomi lewat belanja masyarakat di UMKM.