Di saat terjadinya disrupsi perdagangan dunia akibat pandemi Covid-19, kata dia, adanya keringanan bea masuk hingga nol persen di pasar AS, jelas membawa angin segar bagi eksportir di tanah air. Dia menilai GSP menjadi insentif yang tepat bagi produk-produk primadona Indonesia, termasuk sektor UKM, untuk bersaing di pasar AS.
Tahun 2019 lalu, kata dia, ekspor Indonesia dengan fasilitas GSP, nilainya mencapai US$ 2,61 miliar atau setara dengan 13,1 persen dari keseluruhan ekspor Indonesia ke AS yang berjumlah US$ 20,1 miliar.
Sementara untuk periode Januari-Agustus 2020, nilainya berjumlah US$ 1,87 miliar atau naik 10,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Lutfi juga mengatakan bahwa pemerintah Indonesia juga memproyeksikan dinaikkannya status GSP menjadi Limited Trade Deal (LTD) agar volume perdagangan dua arah Indonesia dan AS dapat meningkat dua kali lipat hingga US$ 60 miliar pada 2024.
Sebagai dua perekonomian besar, kerjasama perdagangan dan investasi harus dilipatgandakan. LTD menjadi solusinya.
LTD juga diproyeksikan dapat mengoptimalkan potensi kerja sama di luar perdagangan barang, khususnya digital trade, energi dan infrastruktur, serta peningkatan arus investasi. Meningkatnya arus perdagangan dua arah merupakan pintu masuk bagi perluasan kerja sama investasi.
Adapun GSP merupakan fasilitas perdagangan, berupa pembebasan tarif bea masuk, yang diberikan secara unilateral oleh pemerintah AS kepada negara-negara berkembang di dunia sejak tahun 1974. Indonesia pertama kali mendapatkan fasilitas GSP dari AS pada tahun 1980.
Selain merupakan perekonomian terbesar di dunia, pasar AS selama ini dikenal sangat menjanjikan karena besarnya populasi yang mencapai 331 juta orang dan memiliki daya beli sangat tinggi, di mana pendapatan per kapita masyarakatnya tahun 2019 lalu mencapai US$ 65 ribu per atau lebih dari Rp 900 juta per tahunnya.
Pada tahun yang sama, konsumsi rumah tangga per tahun masyarakat AS juga mencapai US$ 16 triliun atau setara dengan sepertiga konsumsi rumah tangga dunia.
HENDARTYO HANGGI
Baca juga: AS Perpanjang Fasilitas GSP, Luhut Sebut Kinerja Ekspor RI Akan Meningkat