TEMPO.CO, Jakarta - Laju pertumbuhan kredit PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terus mengalami perlambatan sejak dua tahun terakhir. Triwulan III 2018, pertumbuhan kredit mencapai 15,6 persen (year-on-year) atau sebesar Rp 421,41 triliun.
Triwulan III 2019, kredit BNI tumbuh lebih lambat, yaitu 14,7 persen yoy menjadi senilai Rp 558,7 triliun. Hingga kemudian di masa pandemi Covid-19 ini, kredit kuartal III 2020 hanya tumbuh 4,2 persen yoy menjadi Rp 582,4 triliun.
"Dalam hal ini, manajemen lebih berfokus pada perbaikan kualitas aset," demikian dalam keterangan di laman resmi BNI pada Selasa, 27 Oktober 2020.
Salah satunya dengan cara melakukan penilaian secara komprehensif dan intens untuk memantau debitur-debitur. "Mengingat kondisi ekonomi yang menantang di tengah pandemi ini," tulis manajemen BNI.
Di sisi lain, total aset BNI tumbuh 12,5 persen yoy. Menurut mereka, kenaikan ini disumbang oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 21,4 persen yoy. Dari Rp 580,9 triliun pada Kuartal III 2019 menjadi Rp 705,1 pada tahun ini.