Secara akumulasi sepanjang sembilan bulan pertama 2020, produksi unaudited bijih nikel emiten pelat merah ini mencapai 2,86 juta wmt dengan tingkat penjualan unaudited mencapai 1,21 juta wmt.
Kunto menjelaskan bahwa perseroan akan menggenjot kontribusi pasar domestik untuk bisnis emas dan bijih nikel yang dinilai memiliki prospek positif.
Perseroan melihat bisnis emas di pasar dalam negeri semakin membaik apalagi seiring dengan pulihnya kondisi perekonomian global yang semakin mendorong permintaan emas sebagai aset investasi.
Selain itu, ANTM juga melihat outlook pertumbuhan industri pengolahan nikel di dalam negeri sangat baik sejalan dengan ditetapkannya harga patokan mineral logam oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Hal itu memberikan peluang bagi perseroan untuk meningkatkan jangkauan pemasaran bijih nikel di dalam negeri.
Di sisi lain, ANTM akan terus menerapkan kebijakan strategis terkait inisiatif efisiensi biaya yang tepat dan optimal. Untuk diketahui, biaya tunai feronikel unaudited ANTM sepanjang periode sembilan bulan pertama tahun ini tercatat sebesar US$3,34 per pon nikel.
Capaian tersebut mengukuhkan posisi perseroan sebagai bagian dari kelompok produsen feronikel global berbiaya rendah.
Baca: Pegadaian Beri Diskon hingga 20 persen untuk Nasabah Baru Tabungan Emas