Sebelumnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menggenggam saham terbesar atas merger tiga bank syariah perusahaan BUMN. Komposisi kepemilikan saham Mandiri mencapai 51,2 persen.
Sedangkan dua bank lainnya yang termasuk dalam agenda penggabungan, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Negara Indonesia (BNI), masing-masing mengantongi 17,4 persen dan 25 persen saham. Sementara itu, 2 persen saham digenggam oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) BRI Saham Syariah dan 4,4 persen milik publik.
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan telah mempublikasikan detail rencana merger tiga bank syariah nasional yang meliputi Mandiri Syariah, BRI Syariah, dan BNI Syariah. “Integrasi ini lebih dari sekadar corporate action. Mengawal dan membesarkan bank syariah terbesar di negeri ini sesungguhnya adalah amanah yang besar,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu, 21 Oktober 2020.
Bank Hasil Penggabungan secara resmi akan beroperasi pada Februari 2021. Bank ini akan tetap menjadi perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan ticker code BRIS.
CAESAR AKBAR | FRANCISCA CHRISTY