Puskesmas juga memiliki koordinator lapangan yang terdiri atas 1.500 aparatur sipil negara dan relawan. Koordinator lapangan bertugas terjun langsung ke lokasi untuk menemui dan mendampingi pasien serta melacak kontak eratnya.
Walhasil dalam 14 hari terakhir, Anies mengklaim telah terjadi penurunan proporsi klaster perkantoran pasca-tes ditingkatkan. Di samping itu, DKI Jakarta juga menyediakan aplikasi Jakarta Terkini (JAKI) untuk melacak penyebaran virus dan melaporkan pelanggaran protokol kesehatan.
"Aplikasi tersebut sudah digunakan oleh lebih dari 800 ribu pengguna aktif di Jakarta," ucapnya.
Penurunan kasus Covid-19 juga tercatat di Bali. Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan penambahan angka pasien terinfeksi virus corona per hari di bawah 100 kasus. "Tingkat kesembuhan meningkat hingga 86.37 persen. Angka meninggal pun dapat dikendalikan menjadi di bawah lima persen," katanya.
Untuk mendukung kemajuan ini, Koster menekankan pentingnya layanan di rumah sakit, baik dari segi tenaga kesehatan maupun fasilitas kesehatan. Selain itu, ia meminta Komando Daerah Militer (Kodam) dan Kepolisian Daerah (Polda) mengajak masyarakat mengikuti protokol kesehatan. Misalnya, tertib menggunakan masker dan rajin mencuci tangan. "Sayangnya, masih ada banyak kerumunan di Bali," katanya.
Adapun Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan daerahnya sempat memiliki lima zona merah. Namun sejak 6 Oktober hingga 11 Oktober 2020, hanya tiga kabupaten atau kota yang tergolong area rawan penyebaran virus.
Untuk menekan penularan Covid-19, Ridwan Kamil alias Emil mengatakan Pemerintah Jawa Barat memanfaatkan QR Code Check-in bagi orang yang masuk ke gedung negara untuk mempermudah pengecekan. "Misalnya di Gedung Sate ada satu orang yang positif Covid-19, kita jadi bisa tahu siapa saja orang-orang yang ada di sana di waktu tersebut," ucapnya.
Baca: Vaksin dari Cina dan UEA Masuk November, Luhut Singgung Mitra dengan Rumah Sakit