TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan meminta pemerintah daerah mengantisipasi lonjakan kasus corona pada periode libur panjang akhir Oktober nanti. Ia tak ingin peningkatan angka pasien positif Covid-19 akibat libur cuti bersama pada Agustus lalu terulang kembali.
"Kita perlu membuat rencana untuk mengantisipasi hal ini," tutur Luhut saat menggelar rapat dengan kepala daerah seperti tertulis dalam keterangannya, Rabu, 14 Oktober 2020.
Jumlah pertambahan kasus Covid-19 setelah libur panjang Agustus lalu sempat mencapai 60 persen. Untuk menekan tingginya angka kasus penderita Covid-19, Luhut mengatakan pemerintah bakal menggencarkan pengetesan dan pelacakan penyebaran virus sembari menunggu masuknya vaksin.
Penasihat Menko Bidang Penanganan Covid Monica Nirmala mengatakan 80 persen kasus Covid-19 baru disebabkan oleh 20 persen orang yang terinfeksi virus corona. Penularan Covid-19 yang didominasi oleh segelintir orang ini disebut super spreaders.
"Mereka mampu menularkan virus kurang lebih dua hari sebelum timbul gejala hingga sepuluh hari setelah bergejala," ucapnya. Karena periode infeksius yang singkat ini, ia mengatakan pemerintah harus mempercepat respons untuk memutus rantai penularan Covid-19.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan daerahnya sudah
menggencarkan pelacakan dan pengetesan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. Pemerintah setempat pun menyediakan fasilitas tes secara gratis untuk 8.000 spesimen per hari.
Adapun garda terdepan dari pelacakan dan pengetesan ini adalah puskesmas kecamatan. Maka itu, Anies mengatakan di setiap puskesmas terdapat digital tracer yang bertugas melakukan investigasi kasus dan menindaklanjuti semua kontak eratnya.