Saham-saham berkapitalisasi jumbo serentak tertekan. Saham PT Bank Central Asia Tbk. memimpin pelemahan dengan penurunan 2,06 persen dan diikuti sejumlah emiten dari kalangan pelat merah.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. terkoreksi masing-masing 3,85 persen, 2,22 persen, dan 2,91 persen. Adapun total net sell atau nilai jual bersih investor asing di awal sesi kedua mencapai Rp 63,78 miliar. Sementara total transaksi perdagangan mencapai 6,9 miliar lembar dengan nilai transaksi Rp 4,06 triliun.
Adapun kontrak pada S&P 500 menunjukkan sedikit pelemahan setelah lolosnya rancangan undang-undang stimulus fiskal dari partai Demokrat di lantai DPR AS yang ditolak oleh Partai Republikan.
Pasar global kesulitan membangun tren positif setelah sempat mencapai kenaikan tertinggi pada September lalu. Hal tersebut membuat para pelaku pasar terus mencari katalis positif yang dapat menggairahkan pasar modal di tengah pandemi virus corona.
Perhatian investor juga akan tertuju pada rilis terakhir data ketenagakerjaan di AS sebelum pemilu presiden di Negeri Paman Sam pada November mendatang. Ribuan PHK yang terjadi pada pekan ini memberi sinyal korporasi masih mencoba menyesuaikan strategi-strategi bisnis untuk bertahan di tengah pandemi.
BISNIS
Baca: Kantongi Restu Trump, Oracle Corp. Segera Akuisisi TikTok