Meski demikian, Ari menilai masih ada persoalan yang terjadi. Salah satunya yaitu terkait pengeluaran di kelas menengah atas. Mereka yang biasanya sering belanja dan liburan, sekarang memilih untuk menahan uangnya.
Kepada kelompok ini, Ari mengimbau agar jangan terlalu berhemat dan terap berbelanja. Sebab jika terlalu takut dengan resesi, lantas menahan pengeluaran, maka ekonomi akan semakin sulit untuk berputar kembali. "Jadi hemat pangkal resesi," ujarnya.
Senada dengan Ari, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah juga meminta masyarakat tidak perlu panik atau khawatir berlebihan dan tetap menjalani aktivitas seperti biasa.
"Resesi itu hanya stempel saja," kata Piter. Resesi ini juga bukan periode yang berbeda 100 persen, tapi hanya stempel untuk kondisi yang sudah dijalani selama enam bulan terakhir.
Walau begitu, Piter memberi saran kepada kelompok menengah ke bawah. Kalau penghasilannya pas-pasan, maka jangan boros. "Lebih baik menabung untuk berjaga-jaga" kata dia.
FAJAR PEBRIANTO
Baca juga: Yang Sebaiknya Dilakukan Masyarakat Saat Resesi Menurut Para Ekonom