Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu 7 Juni 2020, Basuki menerangkan kalau anggaran tahun ini dialokasikan untuk meningkatkan aliran lumpur ke Kali Porong sekaligus menjaga keandalan tanggul dan infrastruktur lainnya.
Basuki menjelaskan, pengendalian lumpur Lapindo terdiri atas penanganan luapan, pembangunan tanggul dan infrastruktur lainnya, serta pemeliharaan tanggul dan infrastruktur lain. Adapun yang telah dilakukan adalah pengendalian lumpur dengan mengalirkannya ke Kali Porong. "Lumpur tidak bisa mengalir secara gravitasi ke Kali Porong. Untuk itu, dibuat tanggul cincin di pusat semburan lumpur untuk mengarahkan aliran lumpur melalui spillway dan dipompa ke luar ke Kali Porong," ia menerangkan.
Langkah kedua yang telah dilakukan, adalah penataan lingkungan untuk pemanfaatan kawasan sebagai tujuan geowisata dengan memperhatikan lingkungan sekitar. Ketiga, pengendalian banjir di kawasan terdampak menggunakan pompa pengendali.
Selain dimanfaatkan untuk tujuan geowisata, kata Basuki, lumpur Lapindo--dia menyebutnya lumpur Sidoarjo--berpotensi untuk bahan konstruksi, seperti bata merah,genteng, agregat, dan beton ringan. Selain itu, lumpur disebut mengandung potensi bakteri yang toleran dengan suhu tinggi dalam industri enzim dan antibiotik serta toleran salinitas tinggi sebagai pupuk hayati.
HENDARTYO HANGGI | CAESAR AKBAR
Baca juga: Lanjutkan Pengendalian Lumpur Sidoarjo, PUPR Siapkan Rp 239,7 M