TEMPO.CO, Jakarta - CEO PT Jouska Finansial Indonesia (Jouska) Aakar Abyasa Fidzuno memastikan bahwa perusahaannya tidak pernah menggiring para klien untuk membeli saham PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK). Menurut dia, Jouska hanya sebatas memberikan penawaran dan update atas kondisi dari saham tersebut.
"Bukan hanya dari sisi kita, tapi regulator juga. Apalagi kalau sudah IPO, itu kan terbuka untuk publik," kata Aakar kepada Tempo di Jakarta, Selasa, 1 September 2020.
Menurut Aakar, klien pun sebenarnya bisa dengan bebas memantau kondisi terkini dari saham LUCK. Sesuai informasi tersebut tersedia bebas di laman Bursa Efek Indonesia (BEI). "Kalau mau cek volume, bisa ke RTI bisnis. Di luar itu koordinasi dengan broker," kata Aakar.
Sebelumnya pada 24 Juli 2020, Satgas Waspada Investasi (SWI) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah meminta Jouska menghentikan kegiatan operasional. Sebab, Jouska melakukan kegiatan seperti Penasehat Investasi, seperti yang dimaksud dalam UU Pasar Modal.
Penutupan Jouska ini muncul setelah adanya serangkaian keluhan dari para klien yang mengaku rugi. Para klien ini mendapat uang mereka diinvestasikan di saham LUCK, yang merosot dari posisi Rp 1.700 ke Rp 322.
Hanya saja, Aakar mengakui kesalahan Jouska adalah terlalu banyak tampil sebagai pihak ketiga mewakili para broker. Dalam hal ini, broker di PT Mahesa Strategis Indonesia yang menandatangani kontrak trading saham dengan klien Jouska.
Kepada Tempo, Aakar juga membantah bahwa klien ditahan untuk menjual saham LUCK saat harganya semakin turun. Sebab, klien punya kuasa penuh atas saham mereka karena memiliki akses terhadap aplikasi di perusahaan sekuritas masing-masing.
FAJAR PEBRIANTO
Baca juga: Ikut Kantongi Saham LUCK, Jouska Juga Klaim Tekor Rp 11 Miliar