TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemulihan ekonomi nasional pada Juli masih sangat rapuh.
"Bahkan bisa terjadi pembalikan kembali. Ini yang membuat kami sangat hati-hati bahwa kuartal III untuk bisa masuk ke zona nol itu butuh perjuangan yang luar biasa berat," ujar dia dalam konferensi video, Selasa, 25 Agustus 2020.
Pemulihan ekonomi ke zona nol tersebut, menurut Sri Mulyani, akan butuh perjuangan lantaran beberapa kegiatan masyarakat dan ekonomi ternyata tidak mengalami akselerasi pada Juli 2020. Pemerintah bakal melihat kembali tren pemulihan pada Agustus 2020.
"Apakah tetap bisa bertahan di zona mendekati nol dan kita terus menjaga agar tidak mencapai resesi atau mungkin kita dalam hal ini beberapa masih struggle untuk bisa recover pada zona netral," tutur Sri Mulyani.
Kesimpulan tersebut diambil Sri Mulyani setelah melihat kinerja penerimaan pajak dari berbagai sektor usaha. Pertumbuhan pembayaran pajak dari sebagian besar sektor usaha terpantau masih negatif.
Pada sektor industri pengolahan, Sri Mulyani mengatakan penerimaan pajak terpantau tumbuh negatif 28,91 persen. Kendati berada di zona negatif, angka tersebut relatif membaik dibanding dengan pada Juni yang negatif 36,18 persen dan Mei yang negatif 45,15 persen. "Kami berharap tren ini terus membaik, seiring dengan kalau konsumsi listrik dan kegiatan di industri mulai meningkat," ujar Sri Mulyani.
Berikutnya, di sektor perdagangan meskipun telah ada relaksasi, ternyata penerimaan pajaknya belum menunjukkan adanya pembaikan. "Bulan Juli bahkan kontraksinya lebih dalam dari bulan Juni yang lalu," ujar Sri Mulyani. Namun demikian, ia mengatakan angka pada bulan Juli yang sebesar minus 27,34 persen itu masih lebih baik ketimbang bulan Mei yang minus 40,66 persen.
Dia mengatakan kegiatan perdagangan di bulan Juli ternyata tidak pulih secara cukup stabil dan bertahan seperti yang diharapkan pemerintah. Dengan demikian, ia berujar perdagangan akan menjadi salah satu sektor yang perlu diwaspadai. "Ini nanti akan ada hubungannya dengan pengembalian konsumsi masyarakat."
Pada sektor jasa keuangan, Sri Mulyani mengatakan penerimaan pajak konsisten membaik, meskipun masih tumbuh negatif 6,89 persen. "Konstruksi juga ada pembaikan namun bulan Juli ternyata tidak membaik secara cukup konsisten dibanding bulan Juni," kata Sri Mulyani.
Selanjutnya, Sri Mulyani mengatakan sektor pertambangan masih terus mengalami kontraksi terlihat dari pertumbuhan pembayaran pajak yang minus 44,8 persen. Sedangkan pembayaran pajak dari sektor transportasi dan pergudangan yang pada bulan Juni sudah tumbuh positif 9,63 persen, ternyata kembali negatif 20,93 persen pada Juli 2020.
CAESAR AKBAR