Adapun Moderna yang telah mengantongi kesepakatan dengan sejumlah negara menawarkan vaksin dengan harga sedikit lebih tinggi, yakni sekitar US$ 32 hingga US$ 37 per dosis. Menurut perusahaan, harga mahal vaksin tersebut disebabkan karena produksi yang dilakukan dalam jumlah kecil.
Lalu bagaimana rencana penyediaan vaksin Covid-19 di dalam negeri? Perusahaan farmasi pelat merah, PT Bio Farma (Persero) kemarin menyepakati kerja sama penyediaan vaksin Covid-19 dengan Sinovac Biotech Ltd.
Penandatanganan kerja sama ini dilakukan di Kota Sanya, Cina, Kamis, 20 Agustus 2020 dan disaksikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi serta Menteri BUMN Erick Thohir. “Kami menyaksikan perjanjian Bio Farma dan Sinovac untuk kerja sama vaksin. Ada dua dokumen yang ditandatangani,” kata Retno dalam konferensi virtual, Kamis petang, 20 Agustus 2020.
Dalam lembar kerja sama yang pertama, kedua perusahaan menyepakati komitmen ketersediaan vaksin Covid-19 hingga 40 juta dosis. Vaksin ini akan disediakan mulai November 2020 hingga Maret 2021.
Sedangkan pada lembar dokumen kedua, Sinovac akan memberikan prioritas penyediaan vaksin kepada Bio Farma setelah Maret 2021 hingga akhir 2021. “Ini kerja sama yang cukup panjang antara Bio Farma dan Sinovac,” ujar Retno.
Adapun Erick Thohir mengatakan kerja sama Bio Farma dan Sinovac bersifat win-win solution. Erick menjelaskan, Sinovac akan memberikan transfer teknologi kepada Bio Farma.
“Jadi Bio Farma bukan tukang jahit,” ucapnya. Erick Thohir menargetkan, imunisasi massal untuk vaksin Corona terselenggara mulai awal tahun depan.
BISNIS | FRANCISCA CHRISTY
Baca juga: Bio Farma - Sinovac Sepakati Produksi 40 Juta Vaksin Covid-19 untuk RI