"Kami lihat pembatasan sosial dan fisik itu berdampak pada konsumsi rumah tangga dan kita ketahui konsumsi rumah tangga diketahui sebagai kontributor utama dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu market confident dan rasa aman menjadi penting dalam periode seperti ini," ujar Airlangga.
Selama pandemi, kata Airlangga, sektor yang terdampak antara lain adalah sektor perdagangan dan manufaktur yang masing-masing terkontraksi masing-masing minus 7 persen dan minus 6 persen. "Kuncinya adalah konsumsi rumah tangga."
Adapun hal yang positif bagi Indonesia saat ini antara lain sektor pertanian yang masih tumbuh 2,19 persen serta sektor informasi dan komunikasi yag tumbuh 10,88 persen. Di samping dari sektor bisnis yang masih tumbuh, ia mengatakan beberapa indikator juga menunjukkan sinyal positif dalam beberapa bulan belakangan.
"Misalnya adanya peningkatan PMI maufaktur, indeks keyakinan konsumen, serta beberapa sektor emiten yang membukukan hasil positif, kami melihat bottom out dari perekonomian Indonesia," ujar Airlangga.
Baca juga: Ekonomi Terkontraksi, Indef: Pemerintah Gagal Dorong Sektor Potensial