Bahan baku vaksin Covid-19 tesebut didatangkan dari perusahaan asal Cina, Sinovac, pada Juli lalu. Bio Farma menerima 2.400 vaksin yang akan diuji kepada 1.620 orang sukarelawan dengan rentang usia 18-59 tahun. Pengujian dilakukan di Pusat Uji Klinis Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, laboratorium milik Bio Farma dan Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional.
Uji klinis diperkirakan berlangsung selama 6 bulan. Bambang menuturkan selagi melakukan kajian, perusahaan tengah menunggu keputusan pemerintah mengenai rencana produksi, penyaluran vaksin, hingga anggaran produksi. Saat ini pengembangan vaksin tersebut didanai kas perusahaan sepenuhnya.
Ketua Umum Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia, Tirto Kusnadi, menyatakan pandemi memberikan peluang bagi industri farmasi untuk berinovasi, terutama dengan memulai produksi bahan baku obat secara mandiri. Pandemi
Pasalnya perhatian pemerintah sedang tercurah di sektor tersebut, terbukti dengan banyaknya relaksasi aturan untuk membantu industri farmasi. "Meskipun untuk mencapai kemandirian bahan baku obat masih diperlukan koordinasi dan sinkronisasi di antara kementerian terkait," katanya.
Tirto menyatakan bahan baku obat sulit diproduksi di dalam negeri lantaran membutuhkan biaya yang tak sedikit terutama untuk riset dan pengadaan teknologi. Selain itu industri farmasi diatur dengan ketat. Relaksasi perizinan serta insentif fiskal menurut dia akan sangat membantu pengembangan bahan baku obat lebih cepat terwujud.