Mengenai melonjaknya harga emas beberapa waktu terakhir, Hans justru khawatir moncernya logam mulia ini justru berkebalikan dengan pergerakan pasar saham. "Memang biasanya kalau harga emas naik, artinya aset berisiko dilepas orang. Jadi makanya kita harus hati-hati bahwa yang terjadi di pasar saham ini agak berbeda," ujar Hans.
Hans menyebut setidaknya ada tiga isu yang akan meningkatkan risiko global dan menyebabkan investor mengalihkan modalnya dari aset seperti saham. Pertama adalah risiko resesi global. "Dunia mulai mengonfirmasi akan adanya resesi global, misalnya Amerika Serikat dan Eropa, sehingga harga emas naik."
Berikutnya adalah tensi antara Amerika Serikat dan Cina yang naik turun berkali-kali juga menyebabkan risiko perekonomian global meningkat. Ia mengatakan, ketegangan kedua negara tersebut memang naik turun, namun isu yang diperdebatkan pun semakin banyak sehingga menimbulkan risiko global.
Terakhir, kata Hans, pandemi Covid-19 yang belum mereda juga menimbulkan kekhawatiran para pelaku pasar. Mereka khawatir pemerintah setempat akan melakukan pembatasan aktivitas ekonomi kembali. Kondisi itu lah yang membuat orang mengalihkan asetnya ke emas.