TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Central Asial Tbk. atau BCA Jahja Setiaatmadja angkat bicara soal jajaran direksinya yang melepas saham perseroan yang dimilikinya pada awal Juli 2020 lalu. Menurut Jahja, hal tersebut wajar dilakukan.
"Wajar saja. Ada istilah dalam investasi, kalau orang jangan taruh telur dalam 1 basket. Punya 10 telur jangan ditaruh di 1 basket. kalau goyang, pecah, semua hancur. Kita harus pilah-pilah," ujar Jahja dalam BCA Virtual Editor Meeting, Senin, 13 Juli 2020.
Begitu juga yang terjadi pada saham BCA. "Jadi kalau punya saham BCA, ya ada saatnya kita nikmati. Kalau kita sudah kerja setengah mati, kapan kita mau nikmati?" tutur Jahja.
Jahja lantas mencontohkan bila ada direksi yang memiliki 8 juta lembar saham, bisa jadi tertarik untuk menginvestasikannya dalam bentuk lain. "Punya 8 juta lembar saham, sudah happy, kan enggak juga."
"Ada saatnya kita investasi di tempat lain. Apalagi SBN menarik," ucap Jahja. "Bukan tidak mungkin saya akan beli lagi SBN. Kemarin ada SBN baru, saya juga beli lagi sekitar 1 miliar," ucap Jahja.
Lebih jauh, Jahja menggarisbawahi aksi jual saham oleh para direksi semata-mata sebagai bentuk pemilahan investasi. "Pemerintah butuh dana, ya kita bantu. Kecil-kecil, tapi kita bantu. Seperti itu," ucapnya.