TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore ditutup melemah didukung potensi pemulihan ekonomi di tengah pandemi. Rupiah ditutup menguat 15 poin atau 0,1 persen menjadi Rp 14.395 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.410 per dolar AS.
"Kelihatannya pasar mengalihkan fokusnya ke potensi pemulihan ekonomi di tengah pandemi, sehingga sentimen positif membayangi pergerakan aset berisiko hingga sore ini termasuk rupiah," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis, 9 Juli 2020.
Indeks saham kawasan Asia, lanjut Ariston, terlihat menguat karena sentimen tersebut. Beberapa data ekonomi yang dirilis pagi tadi menunjukkan pemulihan, seperti data pesanan mesin Jepang pada Mei yang meningkat 1,7 persen dibandingkan bulan sebelumnya setelah sebelumnya menunjukkan penurunan.
Data indeks harga konsumen dan produsen China pada Juni 2020 juga menunjukkan perbaikan. Namun, Ariston menilai masih terjadi tarik menarik sentimen positif dan negatif di pasar. "Kekhawatiran terhadap peningkatan laju penularan COVID-19 masih belum hilang yang bisa sewaktu-waktu menekan kembali aset berisiko," ujar Ariston.
Rupiah menguat sejak pembukaan perdagangan pagi tadi di posisi Rp 14.356 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp 14.355 per dolar AS hingga Rp 14.423 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.446 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.460 per dolar AS.