TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) optimistis kenaikan Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia menjadi 39,1 pada Juni 2020 merupakan tanda mulai pulihnya sektor industri manufaktur nasional.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan lonjakan indeks tersebut juga mendorong peningkatan kepercayaan sektor industri manufaktur terhadap berbagai langkah strategis yang dijalankan oleh pemerintah dalam upaya memacu roda perekonomian.
“Hal terpenting selain naiknya indeks PMI pada Juni 2020 adalah meningkatnya tingkat kepercayaan pelaku industri manufaktur. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah dalam era new normal sudah on the track,” kata Agus dalam siaran pers, Sabtu, 4 Juli 2020.
Dia menuturkan berdasarkan data yang dikeluarkan IHS Markit, indeks output masa depan, tolok ukur, dan sentimen bisnis melonjak ke angka 73 persen pada bulan keenam. Angka ini merupakan yang tertinggi selama lima bulan terakhir.
Kementerian Perindustrian mencatat capaian ini menjadi bekal pemerintah untuk terus mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang dapat terus mendorong aktivitas sektor industri manufaktur pada era new normal. Namun demikian, hal utama yang harus diantisipasi adalah pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III dan IV 2020.
Menurutnya, periode tersebut sangat penting, sehingga semua pihak harus bisa mengantisipasi dengan baik, karena menentukan performa ekonomi nasional pada 2021.
Agus menjelaskan sektor industri merupakan kontributor terbesar terhadap PDB nasional. Hal ini terlihat dari sumbangsihnya terhadap perekonomian pada triwulan I 2020 sebesar 19,98 persen.
“Untuk mempertahankan kinerja sektor manufaktur, kami mendukung industri tetap beroperasi, dengan mengurus Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri [IOMKI] serta mematuhi aturan protokol kesehatan,” katanya.
BISNIS