INFO BISNIS — Superapp karya anak bangsa, Gojek, mengumumkan strategi bisnisnya dalam hadapi pandemi Covid-19.
Sejak awal pandemi, Gojek telah melakukan berbagai penyesuaian guna mengakomodir kebiasaan baru pelanggan.
Baca Juga:
Perusahaan bekerja sama erat dengan mitra merchant untuk mengakomodir adanya perubahan pada permintaan, membantu merchant yang sebelumnya hanya menjajakan produk secara offline menjadi bisa bermigrasi ke online dengan cepat, dan mengimplementasikan berbagai inisiatif guna mendukung mata pencaharian mitra driver.
Gojek juga telah mengeksplorasi bisnis baru seperti penjualan barang kebutuhan sehari-hari dan makanan siap masak di layanan GoFood, serta terus mengembangkan layanan pengiriman.
Kemudian, pada 23 Juni 2020, Co-CEO Gojek Kevin Aluwi dan Andre Soelistyo mengumumkan secara langsung kepada karyawan mengenai strategi bisnis perusahaan dalam menghadapi Covid-19.
Baca Juga:
Pengumuman strategi ini disampaikan Co-CEO Gojek dalam enam belas (16) sesi pertemuan antara manajemen dengan karyawan (town hall meeting) dan masing-masing divisi di Gojek. Hal ini agak unik, karena biasanya perusahaan hanya menggelar satu kali pertemuan antara manajemen dan karyawan untuk menyampaikan sesuatu keputusan penting.
Adapun Co-CEO Gojek menggelar hingga 16 town hall meeting dalam satu hari ini dengan tujuan supaya dapat menyampaikan langsung strategi bisnis dengan lebih personal, sekaligus memberi kesempatan kepada karyawan untuk lebih memahami serta langsung berdiskusi dengan pucuk pimpinan tertinggi.
“Gojek menetapkan strategi yang fokus pada bisnis inti. Menyusul hal itu, maka sumber daya yang kami miliki sebagian besar dikonsentrasikan untuk mendukung bisnis inti yaitu transportasi online, pesan-antar makanan dan kebutuhan pokok, serta dompet digital. Selain bisnis inti ini, layanan lainnya juga masih memiliki peluang untuk lebih berkembang seperti layanan kesehatan yang bekerja sama dengan Halodoc,” kata Kevin Aluwi dan Andre Sulistyo, Co-CEO Gojek.
Layanan transportasi online (GoRide dan GoCar), lalu pesan-antar makanan dan kebutuhan pokok (GoFood), serta dompet digital (GoPay) juga sangat dibutuhkan oleh masyarakat di tengah pandemi.
“Fokus kami pada bisnis inti adalah untuk memastikan pertumbuhan Gojek secara berkesinambungan dan mampu bertahan di tengah pandemi ini yang kita tidak tahu kapan berakhir. Gojek berupaya menjaga ekosistem secara keseluruhan agar tetap mampu memberikan dampak sosial secara luas kepada sekitar 2 juta mitra dan 500 ribu UMKM,” ujar Co-CEO Gojek menjelaskan.
Gojek juga terus mengembangkan layanan-layanan yang menunjukkan hasil menjanjikan di tengah pandemi seperti layanan logistik (naik 80 persen) dan belanja kebutuhan sehari (naik dua kali lipat).
Adapun sejumlah layanan terpaksa harus dihentikan Gojek di tengah pandemi ini. Layanan yang akan berhenti beroperasi antara lain GoLife yang memberikan layanan pijat profesional di rumah (GoMassage) dan jasa kebersihan (GoClean), serta GoFood Festival (GFF) yang merupakan bazar makanan dan minuman. Kedua bisnis ini membutuhkan interaksi jarak dekat dan mengalami penurunan permintaan signifikan dalam beberapa bulan terakhir seiring dengan pandemi Covid-19 yang mengubah perilaku konsumen menjadi lebih menjaga jarak. (*)