TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ari Juliano Gema mengklaim telah memprediksi penurunan jumlah kunjungan wisatawan asing atau turis ke Indonesia secara signifikan akibat pandemi corona. Pernyataan itu menanggapi rilis terbaru Badan Pusat Statistik atau BPS yang menyatakan bahwa kunjungan wisman pada April 2020 anjlok hingga 87,4 persen secara year on year.
Meski tingkat kedatangan turis terus tergerus, Juliano memastikan Kementerian tidak akan buru-buru membuka destinasi wisata, khususnya untuk turis mancanegara. “Presiden Joko Widodo mengintruksikan untuk tidak tergesa-gesa," katanya, Selasa, 2 Juni 2020.
Juliano menjelaskan, pada masa pemulihan nanti, Kementerian dan stakeholders akan lebih dulu berfokus mendorong mobilisasi wisatawan Nusantara. Di samping itu, pengelola tempat wisata juga mesti bersiap diri untuk kembali menerima tamu.
Di sisi lain, untuk mereaktivasi kegiatan pariwisata, ia memandang perlu prosedur dan standar khusus yang nantinya akan menjadi pedoman bagi semua pihak untuk menekan persebaran virus corona. Sehingga, kata dia, saat dibuka kembali, wisatawan akan merasa nyaman datang ke lokasi wisata.
Juliano melanjutkan, protokol tersebut saat ini sedang disusun oleh Kementerian Kesehatan. "Ini merupakan bagian dari langkah untuk memastikan kesiapan masyarakat dalam menjalankan tatanan hidup baru yang akan menggerakkan perekonomian nasional termasuk di dalamnya pariwisata dan ekonomi kreatif," katanya.
Sejalan dengan rencana normal baru, Juliano mengungkapkan bahwa Kemenparekraf akan menjalankan program Cleanliness, Health and Safety (CHS). Program ini berutujan agar wisatawan disiplin menerapkan protokol kesehatan saat melancong.
Berdasarkan rencana ke depan, Kementerian pun bakal berfokus menggarap segmen pariwisata berkualitas. Segmen ini lebih mengutamakan tingkat pendapatan devisa ketimbang mendatangkan wisatawan secara massal.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA