TEMPO.CO, Jakarta - Grab Indonesia membantah laporan polisi soal identitas sopir taksi online yang diduga bunuh diri di Cikarang Timur, Bekasi, Jawa Barat. Dalam laporannya, polisi awalnya menyebut korban berprofesi sebagai sopir Grab.
“Setelah kami lakukan pengecekan di sistem kami, nama beliau tidak terdaftar sebagai mitra pengemudi grab,” kata Public Relations Manager Grab Andre Sebastian saat dihubungi Tempo di Jakarta, Selasa, 7 April 2020.
Tempo juga bertanya apakah Grab akan mencoba melakukan klarifikasi atas laporan polisi tersebut. Namun, Andre hanya mengatakan jika ada laporan dari polisi ke mereka, maka Grab akan menindaklanjuti. Tapi saat ini, Grab memberikan klarifikasi kepada sejumlah media yang menuliskan sopir tersebut sebagai sopir grab.
Sebelumnya, seorang sopir taksi online berinisial JL mengakhiri hidupnya dengan gantung diri karena diduga tak sanggup membayar cicilan kredit kendaraannya. Menurut keterangan keluarga, korban sudah dua bulan tidak melakoni pekerjaannya karena kesulitan mencari penumpang.
"Keterangan istri korban bahwa sebelumnya ada seorang laki laki yang datang ke rumahnya menagih cicilan kredit mobil dan setelah itu korban sering melamun karena sudah 2 bulan tidak narik," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus, Selasa, 7 April 2020.
Yusri mengatakan korban tidak memiliki pekerjaan selain menjadi sopir taksi online. Ketika orderan sepi, maka ia menjadi pengangguran. Puncaknya pada Senin sore, 6 April 2020, korban menunjukkan gelagat aneh. Ia mencopot tali tambang yang biasa digunakan sebagai ayunan di dalam rumahnya.
Anak korban, Noval, yang curiga dengan gelagat itu kemudian membuntuti bapaknya. "Sewaktu diikutin, korban menyembunyikan tali tersebut," ujar Yusri. Hingga selepas Magrib, korban tidak terlihat di dalam rumah.