TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan bahwa Indonesia untuk pertama kalinya menerbitkan global bond dengan tenor 50 tahun. "Ini adalah tenor terpanjang yang Indonesia terbitkan, ini adalah bentuk kepercayaan investor kepada pengelolaan keuangan negara," ujar dia dalam konferensi video, Selasa petang, 7 April 2020.
Surat utang global bertenor 50 tahun itu adalah salah satu seri dari tiga seri yang diterbitkan pemerintah. Surat utang seri RI0470 itu memiliki tenggat jatuh tempo 15 April 2070. Adapun nominal yang diterbitkan adalah sebesar US$ 1 miliar dengan yield 4,5 tahun.
Sri Mulyani mengatakan salah satu pertimbangan dalam menerbitkan surat utang global dengan tenor 50 tahun antara lain memanfaatkan preferensi investor global bonds pada tenor yang sangat panjang. Di samping itu, penerbitan global bond ini juga diharapkan bisa menyeimbangkan profil jatuh tempo surat utang negara. "Demand pasar domestik cenderung pada tenor pendek."
Di samping itu, penerbitan surat utang tersebut pun akan memberikan acuan alias benchmark tenor baru bagi Indonesia. Di samping tenor 50 tahun itu juga memanfaatkan kurva tenor jangka panjang yang cenderung flat. "Biaya yang tidak terlalu meningkat. Dari yield, penerbitan bond masih lebih baik daripada 2018-2019," tutur Sri Mulyani.
Selain seri tersebut, Indonesia juga menerbitkan surat utang global seri RI1030 dengan tenor 10,5 tahun yang akan jatuh tempo pada 15 Oktober 2030. Nominal yang diterbitkan adalah sebesar US$ 1,65 miliar dengan yield 3,9 persen.
Di samping itu, pemerintah juga menerbitkan global bond dengan seri RI1050 dengan tenor 30,5 tahun yang jatuh tempo di 15 Oktober 2050. Nominal yang diterbitkan adalah US$ 1,65 miliar dengan yield 4,25 persen. Dengan demikian, total global bond yang diterbitkan pemerintah adalah US$ 4,3 miliar.