TEMPO.CO, Jakarta - Perkembangan konstruksi Jalan Tol Semarang-Demak hingga saat ini masih tersendat-sendat karena pembebasan lahan yang juga terkendala. Hingga saat ini, progress pembebasan lahan untuk proyek jalan tol itu baru berjakan sekitar 8 persen.
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Eko Djoeli Heripoerwanto mengatakan, kendala utama dari terhambatnya proyek Jalan Tol Semarang-Demak adalah pembebasan lahan. "Sampai Maret 2020, statusnya baru 8 persen dari total rencana pembebasan dan juga [kendala] mengenai status lahan yang terkena tanggul laut dan kolam retensi," ujar Heri seperti dikutip Bisnis, Kamis 26 Maret 2020.
Sebenarnya, kata Heri, tahun 2020, terdapat usulan alokasi pendanaan tanah oleh Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) dengan menggunakan dana talangan sebesar Rp 100 miliar dan pembayaran langsung sebesar Rp 500 miliar. Namun, terdapat kendala lainnya yaitu dana pembebasan lahan dari LMAN tidak mempercepat konstruksi karena berada di luar ruang milik jalan tol atau right of way (ROW), tapi untuk ROW kolam retensi.
"Apabila seksi 2 yang merupakah porsi pemerintah terlambat dikontruksi sampai saat operasi bersamaan, maka business plan BUJT [Badan Usaha Jalan Tol] tidak dapat berjalan sesuai rencana," kata Heri.