4. Inggris.
Inggris mengeluarkan stimulus 4 persen PDB dalam bentuk bantuan tunai, keringanan pajak, dan subsidi upah. Stimulus diberikan bagi mereka yang mengalami PHK dan pengurangan jam kerja.
5. Prancis.
Prancis memberikan stimulus 2 persen PDB untuk memberikan jaminan bagi perusahaan swasta.
6. Jerman.
Jerman yang akan menaikkan belanja hingga 40 persen untuk stabilisasi perekonomian.
Di tengah berbagai aksi ini, ada negara Eropa yang justru menderita paling dalam, yaitu Italia. Italia kini menjadi negara dengan jumlah kematian akibat virus corona tertinggi di dunia.
Sampai hari ini, sudah 6.800 lebih orang meninggal di Italia. Sri Mulyani menyebut Italia akan mengalami resesi yang signifikan, bahkan kemungkinan bisa minus sampai dua digit. “Masih belum tahu, tapi artinya resesinya dalam sekali,” kata dia.
Untuk itu, Italia kini tengah melakukan konsolidasi demi memperbaiki respon dari sisi kesehatan mereka. Italia juga menyiapkan stimulus fiskal untuk unemployment benefit hingga fasilitas kredit untuk mengembalikan sektor produksi mereka.
Bagaimana dengan Indonesia? Sepanjang dua bulan terakhir, pemerintah telah mengeluarkan dua paket stimulus.
Stimulus pertama pada akhir Februari 2020 sebesar Rp 10,3 triliun sektor pariwisata, dan stimulus kedua pada awal Maret 2020 sekitar Rp 22,9 triliun untuk industri manufaktur. Dengan PDB sekitar US$ 1 triliun atau Rp 16.000 triliun, maka Indonesia baru mengeluarkan sekitar 0,2 persen dari kemampuannya.
Dalam waktu dekat, pemerintah pun akan kembali mengeluarkan stimulus ketiga. Sebab, sejumlah industri lain seperti transportasi dan perhotelan ikut terkena imbas virus Corona, dan berharap ada insentif dari pemerintah. “Untuk size-nya (besaran stimulus), nanti disampaikan,” kata Sri Mulyani.