TEMPO.CO, Jakarta - Tak sedikit negara serentak menggelontorkan stimulus untuk meredam dampak virus Corona atau Covid-19 terhadap perekonomian mereka. Berbagai aksi stimulus ini disampaikan dalam pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara G-20 pada Senin, 23 Maret 2020, yang diikuti oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
“Semua negara lakukan tindakan yang tidak konvensional,” kata Sri Mulyani dalam dalam konferensi pers online di Jakarta, Selasa, 24 Mei 2020.
Sampai hari ini, penyebaran virus Corona di dunia semakin meluas. Sampai hari ini, sudah ada 415 ribu lebih orang di seluruh dunia yang terinfeksi Corona. Sebanyak 18 ribu lebih telah meninggal dunia dan 107 ribu lebih orang telah sembuh.
Tak ayal, ekonomi dunia dalam kuartal pertama 2020 ini langsung mengalami kontraksi. International Monetary Fund (IMF) sudah memproyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini bakal negatif dan bisa lebih buruk dari krisis ekonomi 2008.
Adapun rincian kebijakan dari berbagai negara ini:
1. Amerika Serikat.
Menteri Keuangan Amerika telah mengusulkan stimulus bernama Gigantic Stimulus Package and Liquidity Support, untuk membantu ekonomi dan sektor keuangan. Anggaran US$ 1 triliun disiapkan dengan fokus bantuan pada pekerja UMKM.
Selain itu, Amerika juga bakal menerapkan kebijakan tak biasa, yaitu memberikan dua bulan gaji bagi pekerja, dalam bentuk pinjaman. “Ini sedang dibahasa, belum disetujui Senat,” kata Sri Mulyani.
2. Cina.
Cina yang kini mulai mengalami perbaikan ekonomi, akan melakukan kebijakan counter-cyclical yang cukup besar dari sisi perekonomian. Salah satunya, kata Sri Mulyani akan meningkatkan produksi Alat Pelindung Diri (APD) hingga masker.
Saat ini, permintaan kedua barang ini di dunia sangat tinggi. Sementara, negara maju tak lagi memiliki pabrik untuk memproduksinya. Dalam situasi, Sri Mulyani menyebut Indonesia memiliki potensi karena masih ada pabrik yang menghasilkan APD. “Maka industri sektor ini akan kami dorong meningkatkan produksi, untuk kebutuhan nasional maupun dunia yang sedang kekurangan,” kata dia.
3. Australia dan Kanada.
Australia menyiapkan stimulus sebesar A$ 189 miliar atau 10 persen dari PDB-nya. Kanada juga tercatat mengeluarkan stimulus 3,6 persen PDB untuk mendukung pekerja dan dunia usaha. Selain itu, Kanada juga mengeluarkan tambahan US$ 500 miliar untuk memberikan jaminan bagi sektor perbankan agar tetap bisa menyalurkan kredit.