TEMPO.CO, Jakarta - Usai munculnya ekspektasi bank sentral dari sejumlah negara akan mengambil tindakan untuk menopang pasar finansial yang terdampak virus Corona, harga minyak mentah melonjak.
Kenaikan harga minyak juga didorong harapan bahwa organisasi negara produsen minyak atau OPEC akan membatasi suplai guna merespons guncangan permintaan akibat virus mematikan tersebut.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak April 2020 ditutup melonjak US$ 1,99 di level US$ 46,75 per barel di New York Mercantile Exchange pada perdagangan Senin kemarin, 2 Maret 2020. Adapun, harga minyak Brent untuk kontrak Mei 2020 berakhir melonjak 4,5 persen di level US$ 51,90 per barel di ICE Futures Europe Exchange.
Pasar ekuitas juga melonjak setelah pembuat kebijakan bank-bank sentral di dunia menyampaikan kesiapan bahwa mereka akan mengambil langkah-langkah stabilisasi atas dampak wabah virus Corona terhadap aktivitas ekonomi.
“Ini adalah lonjakan yang luar biasa bersamaan dengan pemulihan pasar keuangan global. Investor memperhitungkan respons global yang terkoordinasi oleh bank-bank sentral,” ujar Marshall Steeves, seorang analis di IHS Markit.
Adapun Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan aliansinya termasuk Rusia (OPEC+) bersiap untuk membahas soal produksi minyak mentah pekan ini di Wina.
Koalisi OPEC+ diharapkan akan mengumumkan pemangkasan tingkat produksi harian sebesar 750.000 barel dalam pertemuan mereka akhir pekan ini, menurut survei analis, pedagang, dan broker yang dikumpulkan Bloomberg. "Ada banyak tekanan pada OPEC mengingat pasar khawatir akan seberapa parahnya kehancuran permintaan (akibat virus corona)," kata Steeves.
BISNIS