TEMPO.CO, Jakarta - Managing Director The Management Institute Universitas Indonesia Toto Pranoto menilai sah-sah saja jika Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok lebih banyak tampil ke publik dibandingkan dengan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. Menurut dia, hal itu tidak menjadi masalah selama keduanya masih berada di koridor tugas masing-masing.
"Yang penting selama yang bersangkutan tidak melampaui batas kewenangan sebagai pengawas di BUMN, saya kira sah-sah saja bicara," kata Toto ketika dihubungi Jumat, 14 Februari 2020.
Toto menduga, ada alasan tertentu sehingga Ahok sering muncul di publik. Mungkin ada sesuatu hal penting di Pertamina yang memang harus diperbaiki, dan disampaikan langsung oleh Ahok kepada masyarakat.
Namun, Toto juga menyarankan Dirut Pertamina untuk mengimbangi apa yang dilakukan oleh Ahok. Sehingga mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut tidak terlihat terlalu dominan. "Sebaiknya Dirut mengimbangi dengan narasi strategis Pertamina yang perlu diinfokan ke masyarakat," ucapnya.
Misalnya, Toto menyarankan, Nicke membuat rencana-rencana strategis guna membuat Pertamina menjadi lebih baik, seperti membangun kilang minyak baru guna mendongkrak produksi migas perseroan. Sehingga masyarakat bisa tau bahwa memang fungsi direksi bisa berjalan dengan baik, karena merupakan eksekutor.
Sebelumnya Ahok disinggung oleh Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Gerindra Andre Rosiade. Ia bahkan menyindir Ahok yang merupakan eks Gubernur DKI Jakarta ketika menjadi Komut Pertamina justru lebih banyak tampil di depan publik dibandingkan Dirut Pertamina Nicke Widyawati.
"Saya kira ada Pak Ahok tadi. Karena yang tampil biasanya Pak Ahok, mungkin ada komisaris rasa dirut," kata dia saat rapat dengar pendapat Komisi VI DPR-RI bersama Kementerian (BUMN), Pertamina, dan PLN, Senin, 3 Februari 2020.
Andre juga meminta kepada Wakil Menteri BUMN 1 Budi Gunadi Sadikin untuk terus memantau kinerja dari Ahok agar tidak menyalahi jabatannya sebagai Komisaris Utama Pertamina. Ia menambahkan, meminta, agar memberikan Ahok memberikan kesempatan kepada Direktur Utama Pertamina untuk memberikan penjelasan terkait perusahaan di publik.
"Jangan terlalu majulah jangan sampai orang bicara ada Komisaris rasa Dirut," kata Andre