Tempo.Co, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta maskapai-maskapai Tanah Air memberikan harga tiket spesial untuk penerbangan domestik atau rute dalam negeri. Permintaan itu dilontarkan guna menumbuhkan gairah pertumbuhan wisatawan Nusantara pasca-mewabahnya virus 2019-nCoV atau virus corona.
"Saya telah bicara dengan Indonesian carrier (maskapai dalam negeri) untuk memberikan harga spesial ke tiga tempat. Di antaranya Bali, Sulawesi Utara, dan Kepulauan Riau," tutur Budi Karya di kantornya, Jumat, 7 Februari 2020.
Budi Karya mengatakan telah merapatkan kebijakan tersebut dengan maskapai-maskapai penerbangan dalam negeri dan Menteri Pariwisata Wishnutama Kusubandio. Rapat tersebut digelar kemarin, 6 Februari 2020.
Menteri Pariwisata Wishnutama Kusubandio menyatakan kunjungan turis di Bali, Bintan (Kepulauan Riau), dan Manado (Sulawesi Utara) saat ini memang tengah terpuruk pasca-ditutupnya penerbangan dari dan menuju Cina akibat mewabahnya virus corona. Menurut dia, kunjungan wisman Cina di tiga provinsi itu nihil alias nol persen.
"Memang terparah tiga provinsi itu karena wisman Cina besar ke sana. Saya terus berkomunikasi dengan kepala daerah untuk memperoleh informasi terkini," ujar Wishnutama kepada Tempo, kemarin.
Wishnutama mengatakan kementeriannya akan memutar strategi untuk menggairahkan pasar domestik. Ia juga memungkinkan pemerintah akan menarik penerbangan asing dari negara selain Cina masuk ke Indonesia.
"Kami akan cari potensi lain selain Cina. Selain ke Bali, Bintan, dan Manado, kami bahas kemungkinan untuk ke Mandalika, Yogyakarta, dan Jakarta," tuturnya.
Maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tengah mengkaji kemungkinan pengalihan rute dari dan menuju Cina ke destinasi-destinasi potensial di dalam negeri. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan manajemen sedang menganalisis potensi.
"Kami coba masukkan sebagian ke rute yang ada," kata Irfan Setiaputra saat dihubungi Tempo pada Rabu, 5 Februari 2020.
Irfan juga memungkinkan sejumlah pesawat yang semula melayani rute penerbangan ke Cina atau sebaliknya dialihkan ke rute-rute baru. Adapun saat ini, Garuda Indonesia tercatat memiliki frekuensi penerbangan ke Cina (pergi-pulang) sebanyak 40 perjalanan setiap pekan.