TEMPO.CO, Jakarta - Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada Januari 2020 mengindikasikan optimisme konsumen tetap terjaga. Hal tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen atau IKK Januari 2020 yang tetap berada pada level optimistis (di atas 100) yakni sebesar 121,7.
Meski begitu, IKK per Januari 2020 itu lebih rendah dibandingkan dengan IKK pada Desember 2019 sebesar 126,4. "Optimisme konsumen yang tetap terjaga tersebut terjadi pada seluruh kelompok pengeluaran," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko dalam keterangan tertulis, Kamis, 6 Februari 2020.
Onny menjelaskan, persepsi terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi terhadap kondisi ekonomi ke depan yang tetap baik menopang optimisme konsumen tetap terjaga. Konsumen memandang positif kondisi ekonomi saat ini terutama dari kondisi penghasilan dan pembelian barang tahan lama.
Di samping itu, kata Onny, konsumen tetap berekspektasi positif terhadap penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, dan kegiatan usaha pada enam bulan mendatang. Konsumen pun memperkirakan tekanan kenaikan harga pada 12 bulan mendatang atau pada Januari 2021 meningkat.
Hal ini terindikasi dari Indeks Ekspektasi Harga 12 bulan yang akan datang meningkat dibandingkan dengan indeks pada bulan sebelumnya. "Peningkatan tekanan harga tersebut dipengaruhi oleh permintaan yang diprakirakan lebih tinggi pada tahun depan," kata Onny.
Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mencatat laju inflasi pada Januari 2020 sebesar 0,39 persen dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas pangan, terutama cabai merah dan cabai rawit. "Cabai merah memberikan andil inflasi 0,13 persen dan cabai rawit memberikan andil inflasi 0,05 persen," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Senin, 3 Februari 2020.
Suhariyanto mengatakan komoditas lain yang mengalami kenaikan harga pada Januari adalah ikan segar dan minyak goreng yang masing-masing menyumbang andil inflasi 0,04 persen. Selain itu, beras yang menyumbang andil inflasi 0,03 persen, rokok kretek, rokok filter, dan rokok putih masing-masing 0,02 persen serta sayur-sayuran 0,01 persen.
Kenaikan harga bahan makanan ini yang menyebabkan kelompok makanan, minuman dan tembakau pada Januari 2020 mengalami inflasi 1,62 persen. Kelompok pengeluaran lainnya yang juga menyumbang inflasi adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,46 persen, kesehatan 0,42 persen dan penyediaan makanan minuman restoran 0,19 persen.
ANTARA